Skip to main content

Tugas 8 APSI

Data Modelling dan Implementasi

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai data modelling dan implementasinya dalam dunia teknologi informasi. Data modelling merupakan proses pembuatan model data yang digunakan untuk menggambarkan struktur, hubungan, dan batasan dari data yang akan disimpan dalam sistem informasi. Proses ini sangat penting dalam pengembangan sistem informasi, karena akan mempengaruhi kinerja dan efisiensi sistem yang dibangun.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses data modelling:

1. Identifikasi Entitas dan Atribut

Langkah pertama dalam data modelling adalah mengidentifikasi entitas dan atribut yang ada dalam sistem informasi. Entitas adalah objek atau konsep yang merepresentasikan sesuatu yang penting bagi sistem, seperti pengguna, produk, atau transaksi. Atribut adalah karakteristik atau properti yang dimiliki oleh entitas, seperti nama, alamat, atau harga.

2. Menentukan Hubungan Antar Entitas

Setelah entitas dan atribut diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan antar entitas. Hubungan ini bisa berupa one-to-one, one-to-many, atau many-to-many, tergantung pada bagaimana entitas tersebut berinteraksi satu sama lain dalam sistem.

3. Menentukan Kardinalitas dan Modalitas

Kardinalitas adalah jumlah maksimum entitas yang dapat berhubungan dalam suatu hubungan, sedangkan modalitas adalah jumlah minimum entitas yang harus berhubungan. Menentukan kardinalitas dan modalitas sangat penting untuk memastikan integritas data dalam sistem informasi.

4. Normalisasi Data

Normalisasi data adalah proses pengorganisasian atribut dan entitas dalam sistem informasi untuk mengurangi redundansi dan meningkatkan integritas data. Normalisasi dilakukan dengan mengikuti aturan normalisasi yang ada, seperti First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF).

5. Implementasi Model Data

Setelah model data selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dalam sistem informasi. Implementasi ini melibatkan pembuatan tabel, kolom, dan relasi dalam basis data, serta pengkodean logika bisnis dalam aplikasi yang menggunakan data tersebut.

Contoh Data Modelling:

Misalkan kita ingin membuat sistem informasi untuk toko buku. Berikut ini adalah contoh data modelling yang bisa kita buat:

- Entitas: Buku, Penulis, Penerbit, Transaksi

- Atribut:

  - Buku: ID, Judul, Harga, Stok

  - Penulis: ID, Nama, Alamat

  - Penerbit: ID, Nama, Alamat

  - Transaksi: ID, Tanggal, Jumlah, Total

- Hubungan:

  - Buku-Penulis: one-to-many

  - Buku-Penerbit: one-to-many

  - Buku-Transaksi: many-to-many

Dengan data modelling yang baik, kita dapat membangun sistem informasi yang efisien dan efektif, serta memastikan integritas data yang disimpan dalam sistem tersebut. Selamat mencoba!

Comments

Popular posts from this blog

Tugas 5 APSI

 Ketika mengelola proyek, salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah mendefinisikan kebutuhan dan spesifikasi proyek. Proses ini penting karena akan membantu memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam proyek memiliki pemahaman yang sama tentang apa yang diharapkan dan apa yang harus dicapai. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang definisi kebutuhan, spesifikasi proyek, dan bagaimana cara membuat dokumen yang efektif. Definisi Kebutuhan Definisi kebutuhan adalah proses mengidentifikasi, menggambarkan, dan menyusun kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu proyek agar berhasil. Kebutuhan adalah fitur, fungsi, atau atribut yang harus ada dalam produk atau sistem yang sedang dikembangkan. Kebutuhan dapat dibagi menjadi dua jenis: kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah fitur dan fungsi yang harus ada dalam sistem yang sedang dikembangkan. Contohnya: Sistem harus dapat menerima input dari pengguna. Sistem ha

Tugas 6 APSI

Tugas 6 Pertemuan 8: Analisis Use Case Pada pertemuan ke-8 ini, kita akan membahas mengenai analisis use case dalam pengembangan perangkat lunak. Use case adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan persyaratan fungsional sistem dengan menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah dalam melakukan analisis use case dan contoh penggunaannya. Langkah-langkah Analisis Use Case Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan analisis use case: Identifikasi aktor: Aktor adalah entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem. Aktor bisa berupa pengguna, sistem lain, atau perangkat keras. Identifikasi aktor yang akan berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Identifikasi use case: Use case adalah kumpulan skenario yang menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem untuk mencapai tujuan tertentu. Identifikasi use case yang relevan dengan sistem yang sedang dikembangkan. Mend